Judul : After Rain
Pengarang : Anggun Prameswari
Penerbit : Gagasmedia
Tahun : 2013
ISBN : 9789797806590
Halaman : 323
Rating : 4 of 5 stars
Sinopsis
Mungkin aku dibutakan oleh cinta,
sebab akalku dikacaukan olehmu. Seberapa banyak pun aku meminta, kau takkan
memilihku.
Ini yang kau sebut cinta?
Menunggumu bukan pilihan. Izinkan
aku meninggalkanmu, dengan serpihan hati yang tersisa. Dan jika ternyata dia
yang ada di sana, sama-sama menanggung keping-keping hati yang berhamburan,
saat kami saling menyembuhkan—salahkah itu?
Review
Selama sepuluh tahun Serenade
Senja mencintai Bara. Dari pertama pertemuan mereka ketika Bara pindah ke depan
rumahnya. Saat Seren baru berumur 16 tahun.
Sekarang, sepuluh tahun kemudian,
mereka masih bersama, bekerja di kantor yang sama pula. Tapi ada yang berbeda.
Bara tidak lagi miliknya seutuhnya. Seren harus berbagi kasih dengan Anggi dan
Lily, istri dan anak Bara.
Pernikahan Bara yang berlangsung
3 tahun lalu karena perjodohan sangat menyakiti hati Seren. Tapi ia tidak bisa
menghapuskan rasa cintanya. Dan ia pun bersedia menunggu Bara yang juga masih
mencintainya, bertahan dengan sisa waktu yang bisa diberikan Bara.
“Dia seperti Cinderella, selalu berlari pulang saat tengah malam, meninggalkan pangeran yang terlanjur jatuh cinta kepadanya. Entah kapan dia bisa tahu perasaan pangeran tersebut. Hancur. Remuk berkeping-keping. Siap terhambur ditiup angin”
Bagi Seren, hidupnya seperti
kisah Cinderella. Tapi ia bukanlah si Cinderella, melainkan si pangeran yang
ditinggalkan saat tengah malam. Menatap punggung Cinderella yang lari
meninggalkannya. Berlari pulang menuju keluarganya.
Dan saat akhirnya Seren
membutuhkan kepastian, ia meminta Bara untuk memilih. Ketika jawaban tidak
kunjung datang, bukankah kediaman itu sendiri merupakan jawaban?
Maka kali ini Seren memutuskan ia
yang akan berpaling.
Ia meninggalkan pekerjaannya dan
beralih menjadi seorang guru pengganti di sebuah SMA. Dan bertemu dengan Elang,
guru musik yang juga pernah merasakan kehilangan seperti dirinya.
Saat jalan-jalan ke toko buku
kemaren, saya nemu dua buku yang udah terbuka segelnya. Melbourne dan After
Rain ini. Awalnya saya pengen skimming
Melbourne sih, karena udah pernah baca buku lain penulisnya, tapi entah kenapa
cover After Rain lebih menarik perhatian saya. Apalagi judul kecilnya “Suatu saat aku berhenti menangisimu”
bikin saya penasaran. Padahal saya ga suka cerita yang sedih-sedih lho.
Tapi judul “After Rain” dan kata “Suatu
saat aku berhenti menangisimu” seolah-olah membisikkan kepada saya bahwa
tokoh di cerita ini berhasil mengatasi permasalahannya. Ujung-ujungnya saya malah melantai 3 jam di toko buku tersebut, ngabisin buku ini. Hehehehe...
Awalnya saya berpikir ini adalah
kisah mengenai Seren dan Bara. Walaupun sedikit kurang sreg dengan Seren yang
masih berhubungan dengan Bara setelah laki-laki itu menikah, tapi setidaknya
“wanita lain” dalam hubungan ini adalah Anggi, bukannya Seren.
Tapi setelah Bara dan Anggi
menikah, masih berhakkah Seren meneruskan hubungannya dengan Bara? Seperti yang
ditegaskan berulangkali oleh Kean, sahabar Seren, “...there’s no such things as KAMI in your relationship.”
Saya lumayan suka dengan karakter
Seren, dan dapat merasakan betapa beratnya beban perasaan yang ditanggung gadis
itu. Perasaan yang telah terpupuk selama sepuluh tahun tidak mungkin bisa
dilupakan hanya dalam waktu semalam dua malam saja. Walaupun ada saat-saat
dimana saya kesal juga dengan keputusan yang dibuatnya. Seperti menerima
ajakan-ajakan Bara untuk bertemu.
Sedangkan karakter Bara sedikit
membuat saya bingung. Di pertengahan awal cerita penulis berusaha menampilkan
sosok laki-laki yang baik, apalagi ketika ia memutuskan melepaskan Serena
karena tidak bisa meninggalkan putrinya. Tetapi semakin ke belakang karakter
Bara dibuat semakin dangkal hingga jadi menjengkelkan.
Kean alias Kei alias Keandra,
sahabar Seren, adalah tokoh yang paling berkesan di buku ini. Sifatnya
terang-terangan dan jujur, dan selalu mendukung Seren walaupun kadang Seren
membuatnya jengkel juga. Awalnya saya mikir Kean ini cowok, karena biasanya
Kean adalah nama cowok. Baru setelah beberapa bab saya tahu kalau Kean adalah
cewek. Hehehehe...
Sedangkan Elang (cowok yang baru saya sebut satu kali dalam review saya
ini) digambarkan sebagai tokoh yang dingin, cuek dan susah dibaca emosinya.
Sebenarnya saya tidak merasa pas kalau disebutkan Elang adalah tokoh utama
cerita ini. Karena kemunculannya tidak sebanyak Bara dan sebenarnya saya
berharap Seren tidak secepat itu jatuh cinta kepada Elang.
Kalau boleh memilih, saya lebih
suka buku ini diakhiri dengan Seren yang baru mulai merasa ada perasaan yang
lain kepada Elang. Dengan begitu buku ini lebih fokus kepada perjuangan Seren melupakan
Bara dan melanjutkan hidup yang sesuai dengan keinginannya. Bukannya hidup yang
difokuskan di sekitar Bara.
Secara keseluruhan buku ini enak banget dibaca dan lumayan mengaduk-aduk emosi :)
No comments:
Post a Comment