Pages

Sunday, April 21, 2013

Persephone the Phony (Goddess Girls #2) by Joan Holub & Suzanne Williams

Persephone the Phony (Goddess Girls, #2)

My rating: 3 of 5 stars


Pernah ga saat kamu sedang hang out ama temen-temen terus ternyata ga sepakat sama beberapa hal yang mereka katakan? Bukannya mengemukan hal yang berbeda tentang masalah tersebut kamu malah menyetujui pendapat temen-temen kamu dengan harapan ga memicu pertengkaran atau segan ntar di pandang aneh?

Saya dulu seperti itu. Malah, sampai tahapan tertentu, saya masih seperti itu.

Itu juga yang dialami Persephone. Diantara teman-temannya, ia merupakan gadis yang pendiam, sedikit pemalu, tidak banyak berkomentar dan kadang malah hanya mengikuti arus sesuai keinginan teman-temannya. Mungkin karena tidak banyak berkomentar itulah, maka Athena, Artemis dan Aphrodite kadang suka memperlakukan Persephone seperti angin lalu saja. Bukannya mereka berniat jahat atau apa, tapi mereka suka mengambil keputusan sendiri tanpa menanyakan kepada Persephone apakah ia menginginkan hal yang sama dengan teman-temannya.

Oleh karena itu, ketika sedang mengejar benangnya yang jatuh ke bumi dan ia sampai di tempat pemakaman yang sunyi Persephone malah merasa damai. Apalagi ketika ia bertemu Hades ditempat itu. Cowok dewa penguasa Underworld ini ternyata sering memperhatikan Persephone dan tahu segala hal tentang dirinya. Ia tahu saat Persephone berkata bohong untuk menyenangkan dirinya. Mau tak mau akhirnya Persephone pun bersikap jujur kepada Hades.

Tapi Hades memiliki reputasi jelek disekolah. Akibatnya Ibu dan teman-temannya melarang Persephone berteman dengan Hades. Untuk pertamakali dalam hidupnya Persephone pun memberontak. Ia bertengkar dengan teman-temannya dan kabur dari rumah.

Persephone pun mencari Hades ke Underworld. Tetapi bukannya meminta Persephone tinggal di dunianya Hades malah membawanya kembali pulang. Menurutnya persahabatan mereka akan semakin dihalangi kalau Persephone sampai kabur dari rumah.

Tema yang diangkat dibuku ini menurut saya adalah mengenai persahabatan dan keberanian untuk menyatakan pendapat sendiri.

Strong friendships could survive an occasional outburst or bad mood.

Tidak apa-apa kok kalau sekali-sekali kita bertengkar dengan sahabat sendiri. Selama tidak telalu dimasukkan kedalam hati maka permasalahan pasti akan beres dengan sendirinya.

Saya punya seorang sahabat yang setiap periodnya datang saya mesti berbicara dengan hati-hati coz suasana hatinya bener-bener naik turun. Nah, dimasa-masa inilah saya lebih sering mengiyakan pendapatnya walaupun dalam hati bilang ‘Ah, ga gitu kok”.

Bisa dibilang ini adalah sebuah kompromi. Bukan masalah buat saya sih, karena dia juga harus berkompromi dengan kebiasaan membaca saya sehingga dia sering saya cuekin saat lagi ngomong panjang lebar karena asyik membaca. Hehehehe...

Mungkin seperti itulah kalau plegmatis dan sanguin berteman. Saling melengkapi :)

Sebagai tambahan, bagi pecinta mytologi mungkin tahu hal yang paling diingat kalau berhubungan dengan
Persephone dan Hades. Buah delima!

Buah delima inilah pangkal penyebab terjadinya empat musim. Dua musim yang dipenuhi dengan pemandangan hijau dan kelopak bunga. Dua musim lagi dihiasi daun-daun gugur dan pemandangan kelabu.

Bagi yang belum tahu, begini nih ceritanya. Apabila seseorang yang belum mati memasuki Underworld ia masih bisa keluar lagi selama tidak makan atau minum apapun juga didunia tersebut. Apabila sudah makan atau minum, alamat dirimu menjadi penghuni tetap Underworld. Mau coba-coba kabur? Hadapi Cerberus kalau berani.

Nah, Persephone yang ‘diculik’ oleh Hades tergiur melihat buah delima di taman Underworld. Maka buah tersebut disantapnya. Tapi Ibunya Demeter, dewi panen & musim, tidak rela anaknya tinggal di Underworld. Selama Persephone masih tinggal disana ia tidak bersedia mengunjungi dunia manusia sehingga cuaca menjadi tidak menentu, panen gagal dan manusia banyak yang mati kelaparan. Inilah yang kemudian disebut sebagai musim gugur dan musim dingin.

Oleh karena itu diadakan kesepakatan. Persephone yang menikah dengan Hades harus hidup di 2 dunia. 6 bulan di Olympus dan 6 bulan di Underworld. Selama 6 bulan bersama ibunya dunia akan dikunjungi oleh musim semi dan musim panas. 6 bulan di underworld musim gugur dan musim dingin yang meraja.

Di buku ini buah delima juga ditampilkan. Tapi bukannya sebagai lambang terbelahnya kehidupan Persephone tetapi sebagai bentuk persahabatan yang timbul diantara dirinya dan Hades. Dengan buah delima yang dipetiknya di perkebunan didekat pemakaman, ia berbagi buah tersebut dengan Hades dan kemudian saling bersaing melihat siapa yang bisa paling jauh meludahkan biji delima tersebut.

Untuk sebuah novel yang terbilang pendek (ya iyalah... namanya juga novel anak) ternyata review saya panjang juga ya. Saya suka mitologi Yunani dan semua dramanya sih. Hehehehe...


Seri lain dari buku ini :
1. Athena the Brain

No comments:

Post a Comment