Pages

Wednesday, July 9, 2014

KDS 02 : Pangeran Ruby







Judul                  : Pangeran Ruby
Bagian dari          : Kumpulan Dongeng Sedunia
Penerbit              : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN                   : 9794030430
Tahun                 : a long long time ago :)
Rating Cerita       : 5 of 5 stars




Pada zaman dahulu kala di negeri Persia seorang pengembara sedang berjalan ke kota dalam keadaan lapar dan tidak mempunyai uang. Ketika sedang berjalan dengan letih ia melihat sebuah benda berkilau di jalanan. Dipungutnya batu merah tersebut dengan niat hendak menukarkannya dengan sebungkus nasi.

Si pengembara tersebut terus berjalan hingga ia sampai di gerbang istana dan meminta ijin penjaga untuk menemui juru masak. Kepada juru masak si pengembara menunjukkan batu yang ditemukannya tadi, dan menawarkan untuk menukarnya dengan sebungkus nasi.

Si juru masak meneliti batu yang diberikan si pengembara dan terkejut saat mengetahui bahwa batu itu adalah batu berharga. Ia menasehati agar si pengembara menjual batu merah berharga tersebut kepada Syah pemimpin kerajaan mereka. Syah memang terkenal sebagai orang yang suka mengoleksi benda-benda berharga.

Monday, July 7, 2014

KDS 01 : Ratu Jowka



Pada zaman dahulu kala kerajaan Jepang diperintah oleh seorang ratu bernama Ratu Jowka. Tapi pemerintahan Ratu Jowka sedang goyah karena pemberontakan yang dilakukan oleh Ti-Lu, seorang bangsawan, samurai, ahli strategi dan penyihir. Banyak pengkhianat yang menyeberang ke sisi Ti-Lu hingga akhirnya Ti-Lu berhasil mengepung ibu kota kerajaan.

Saat sedang sedih memikirkan nasib kerajaannya, seorang ksatria tua tiba-tiba muncul dihadapan sang Ratu. Sikapnya berwibawa dan mengenakan pakaian perang yang berkilau megah.

Kumpulan Dongeng Sedunia



Kumpulan Dongeng Sedunia merupakan salah satu buku yang paling bermakna dalam hidup saya. Bukan hanya karena buku ini hadiah kenaikan kelas dari kedua orangtua saya, tetapi juga karena buku ini membuka pikiran saya bahwa dongeng-dongeng di dunia ini bukan hanya ciptaan Grimms atau Anderson saja.

Dilengkapi dengan ilustrasi yang memikat buku ini membuat imaginasi saya terbang bebas. Saya ditarik dari satu daerah ke daerah lain. Mulai dari jazirah Arab, Jepang di timur jauh, Rusia yang dingin, Yunani dengan dewa-dewinya yang hobi mengutuk, hingga ke negeri antah berantah.


Sewaktu SMP saya meminjamkan buku ini kepada seorang teman. Lalu ada teman lain yang melihatnya dan ingin meminjam juga. Dalam waktu singkat buku ini sudah beredar diantara teman-teman saya. Senang sih sudah mengenalkan mereka kepada buku bagus ini, tapi akibat buruknya juga ada. Tidak semua mengerti bagaimana cara menjaga buku dengan baik.

Ketika buku ini kembali ke tangan saya, beberapa halaman sudah hilang, beberapa halaman diberi selotip memanjang karena robek. Saya meminjamkan buku ini dengan kondisi yang sangat baik dan kembali dalam kondisi kumal dan menyedihkan. Sungguh, saya sangat sakit hati waktu itu. Rasanya pengen nangis karena hadiah dari orangtua saya diperlakukan dengan semena-mena seperti itu. Sesudah itu saya menolak meminjamkan buku apapun kepada teman-teman saya.

Sudah lebih dari 20 tahun buku ini bersama saya. Sudah tidak cantik lagi. Penuh bercak-bercak kuning dengan pinggiran yang sudah mengembang (terutama bagian bawah karena seringnya dibolak-balik). Tapi kalau diharuskan memilih antara buku ini dengan buku baru lainnya, saya akan tetap memilih buku ini.

Beberapa tahun yang lalu saya sempat membeli cetakan terbarunya. Tapi entah kenapa, ada rasa yang kurang dari buku tersebut. Tidak ada jejak tulisan papa saya, atau bintang-bintang yang sempat saya spidoli dan kemudian disesali. Tidak ada ‘saya’ dibuku itu.



 Setiap lembar buku ini bukan hanya menceritakan sebuah kisah dongeng, tapi juga menceritakan mimpi masa kanak-kanak saya, yang sebagian terwujud dan sebagian lain lenyap tak berbekas. Masa ketika saya masih bisa bermimpi dengan polos tanpa menyadari bahwa kadang hidup melibas kita begitu saja.

Jadiiiiii... sebagai bentuk rasa sayang saya kepada buku ini, saya berniat (berniat, lho!) untuk mereview dongeng-dongeng yang ada didalamnya. Hmmm... mungkin ga bisa dibilang mereview juga sih, lebih kepada menceritakan kembali dongeng-dongeng tersebut.

Kalau dilihat dari sifat saya bakal butuh kerja keras untuk menepatinya. Hehehehe...

Sampai jumpa di dongeng pertama :)





Wednesday, July 2, 2014

Career First : Melangkah Pasti ke Dunia Kerja - Maya Arvini



Judul               : Career First : Melangkah Pasti ke Dunia Kerja
Penulis            : Maya Arvini
Penerbit          : GagasMedia
Tahun              : 2014
ISBN               : 978-979-780-723-8
Halaman         : 202


Sinopsis :

There is no shortcut to success.
Karir gemilang bisa dicapai jika kita berhasil melampaui berbagai tantangan sejak di tangga pertama. Sayangnya, banyak di antara kita yang baru memulai karir pertama, tidak punya petunjuk atau kisi-kisi tentang dunia profesional.

Career First hadir sebagai panduan untuk pendaki karir pertama maupun yang telah bertahun-tahun menjajaki dunia kerja. Ditulis berdasarkan pengalaman dan kita dari peraih Young Women Future Business Leader, Maya Arvini, buku ini akan membantu kamu melalui berbagai tantangan dalam dunia profesional untuk melesatkan karir.

Berbagai hal yang akan kita temui dalam proses perjalanan karier, dibahas secara lengkap dalam buku ini, seperti bagaimana memiliki mentor, berkompetisi di lingkungan kerja, membangun aliansi, menyikapi kegagalan, hingga mengupas tentang office politik.

So, prepare yourself first, and get ready for succes in your career!


Review :

Career First merupakan buku yang ditulis oleh Maya Arvini dan bercerita mengenai perjalanannya mencapai kesuksesan karir  yang didapatkan sekarang. Peraih penghargaaan Young Women Future Business Leader (di usia 28 tahun!) ini menguraikan kisahnya yang bahkan sudah direncakannya dari masa-masa sekolah.

Maya Arvini merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dengan kedua orangtua yang berprofesi sebagai guru. Melihat kedua orangtuanya yang membanting tulang untuk menghidupi keluarga mereka membuat Maya memutuskan untuk membangun masa depan yang lebih berkualitas, lebih berkecukupan dan lebih bermakna. Ia kemudian mulai menyusun rencana dan menentukan target-target yang harus bisa dipenuhinya untuk mencapai cita-cita tersebut.

Tetapi bukan berarti semua yang direncanakan oleh Maya berhasil begitu saja. Ada kegagalan-kegagalan yang dialaminya. Tetapi bukan berarti ia berkubang dalam kegagalan tersebut. Ia berhasil bangkit dari kegagalan tersebut sehingga akhirnya malah bisa meraih 2 gelar sarjana dalam waktu yang berdekatan dengan predikat cum laude.

Saat saya membaca buku ini, keponakan kakak ipar saya sedang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi (saya tidak hapal nama ujian masuknya, SMbla..bla..bla...), dan saya pikir buku ini sangat cocok untuk dibaca olehnya. Karena dibuku ini Maya telah merencakan jalan yang ditempuhnya sejak dari SMA. Mulai dari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat menambah ilmunya dan mengasah kemampuan leadership-nya hingga menentukan dengan hati-hati jurusan yang akan dipilihnya.

Bagian yang paling menarik bagi saya dibuku ini adalah mengenai politik kantor. Walaupun saya tidak bekerja di perusahaan internasional seperti Maya, tetapi politik kantornya tetap sama brutalnya dengan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Saya sudah melihat seorang areal manajer yang dilengserkan secara tiba-tiba karena ketidakcocokan dengan tangan kanan manajer pusat. Atau dalam skala kecil persaingan para staf saat tahu ada posisi supervisor yang akan kosong. Yang awalnya berteman baik mulai sikut-sikutan dan saling menyindir secara tidak mengenakkan.
“Pada umumnya, orang yang mengandalkan office politic untuk melejitkan karir adalah orang-orang malas, atau enggan bekerja keras, lalu menciptakan jalan pintas untuk mendapatkan keuntungan.”
 Disini Maya memberikan contoh-contoh  yang menarik dari politik kantor tersebut. Ada satu hal yang paling berkesan bagi saya, yaitu bagian “Do the right things” Vs “Do the things right”.

Kenapa berkesan?

Karena di salah satu wawancara kerja yang pernah saya jalani, saya diberikan gambaran kasus seperti yang tertulis dalam buku dan ditanyakan apa tindakan yang harus saya lakukan. Yah, saya tidak menjawab seperti yang dijelaskan Maya di buku. Jadi mungkin itu alasannya kenapa saya akhirnya gagal kerja disana. Hehehehehe...