Saturday, December 27, 2014

Wrap Up New Author Reading Challenge 2014



Tidak terasa sudah hampir satu tahun challenge ini berlangsung. Dari 5 RC yang saya ikuti tahun 2014 ini, hanya Goodreads RC dan New Author RC ini yang bertahan saya jalani. Sempat juga mengalami bulan-bulan kering alias jarang membaca karena ada beberapa kesibukan dan timbulnya kebosanan untuk membaca.

Sampai pertengahan tahun target RC ini bahkan tidak sampai setengah tercapai oleh saya :(
Tetapi untunglah akhirnya tercapai juga target level Maniac yang saya pilih. Senang akhirnya ada juga RC yang berhasil saya lalui :)

Terimakasih banyak untuk Ren yang sudah mengadakan New Author Reading Challenge ini.Semoga tahun depan RC ini tetap ada dan semakin keren :)



Update November - Desember 2014


37. A Gentleman in the Street by Alisha Rai (Des)
38. A Love of Vengeance by Nancy Haviland (Des)
39. The Kindnaped Christmas Bride by Jane Porter (Des)
40. Ender's Game by Orson Scott Card (Des)
41. The D.U.F.F : The Designated Ugly Fat Friend by Kodi Keplinger (Des)
42. In The Moment by Olivia Jake (Des)
43. Selling Scarlet by Ella James (Des)
44. Premiere : The Love Story by Tracy Ewens (Des)
45. Sweet Home by Adeliany Azfar (Nov)
46. Suami Yang Ku Benci by E-Man Sufi (Nov)
47. One Song Away by Molli Moran (Nov)
48. Bambina by Angie Wiyaniputri (Des)
49. Grandmaster by David Klass (Des)
50. The Awakening by Michael Carroll (Des)
51. Krabat by Otfried Preussler (Des)
52. Entrok by Okky Mandasari (Des)
53. Simply Sinful by Carly Phillips (Des)
54. Ku Ingin Milikimu by Rehan Makhtar (Des)




Update September - Oktober 2014

24. Confession Of The World Oldest Shotgun Bride by Gail Hart
25. The Little Lady Agency by Hester Browne
26. Served Cold by Marie Harte
27. I Owe You Love by Sarah Dezaky
28. The Sweet Hostage by Nesti Mindha R.
29. More To Give by Terry Osburn
30. A Cowgirls's Christmas by C.J.Carmichael
31. The Paper Magician by Charlie N. Homberg
32. Night Fever by Jessica Hawkins
33. He Belongs With Me by Sarah Darlington
34. A Very Married Christmas by Erika Marks
35. What If He's The One by Kathy Jay
36. When Joss Met Matt by Ellie Cahill



Update Juli - Agustus 2014

18. Alibi Junior High by Greg Logsted
19. Full Measure by Rebecca Yarros
20. Me Before You by Jojo Moyes
21. The Duchess Hunt by Elizabeth Beacon
22. Dear Prudence by Dannie Faizal
23. Al Dente by Helvira Hasan


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Halooo...

setelah hampir 6 bulan akhirnya saya bikin update new author reading callenge yang diadakan oleh Ren di renslittlecorner.

ternyata update buku saya tidak terlalu banyak. mesti segera dikejar nih :)

Januari-May 2014



3. Magic Bites by Ilona Andrews.
4. The Last 2% by Kim rang

Juni 2014:

Wednesday, November 12, 2014

Sweet Home by Adeliany Azfar





Judul                     : Sweet Home
Pengarang           : Adeliany Azfar
Penerbit               : Haru
Tahun                   : 2014
ISBN                     : 9786027742413
Halaman              : 360


Sinopsis

Bagi Emily Cox, naik ke grade 11 sama dengan gejolak emosi yang tiada habisnya.

Matthew Cooper, pacar sekaligus temannya sejak kecil, memutuskan hubungan mereka. Sementara Marion-Mary-Scott, sahabat dan tetangga sebelah rumahnya, terpaksa pindah dari Sweet Home ke kota lain setelah ibunya menikah lagi.

Saat Emily menyangka kehidupannya tidak bisa lebih buruk dari itu, puluhan pesawat kertas berisi curahan hati rahasia yang ia terbangkan ke teras rumah sebelah, yang semestinya ditujukan kepada Mary, hilang tiba-tiba!

Lalu muncullah Tyler Adams, tetangga baru yang dengan seenaknya selalu merecokinya dan membuat hari-harinya semakin menyebalkan.

Apa sih sebenarnya tujuan cowok itu?


Review

Naik ke grade 11, hidup Emily Cox terasa benar-benar tidak menyenangkan. Mary, sahabat tempatnya berbagi perasaan sejak kecil, harus pindah ke kota lain mengikuti ibunya yang menikah kembali. Dan pacarnya, Matt, (yang juga telah dikenalnya sejak kecil) ikut memutuskan hubungan dengan Emily. Alasannya, Emily tidak cukup feminin untuk Matt.

Dan sesuai kebiasaan saat berkomunikasi dengan Mary yang dulunya adalah tetangga Emily, Emily menuliskan permasalahan-permasalahannya dalam sebuah pesawat kertas dan kemudian menerbangkannya ke kamar Mary yang berhadapan dengan kamar Emily.

Yang tidak Emily ketahui adalah bahwa rumah itu baru saja dihuni oleh keluarga Adams. Saat hendak mengambil kembali pesawat-pesawat kertas itu, Emily tepergok oleh Tyler yang sekarang menghuni kamar Mary. Tyler menolak menyerahkan kertas-kertas tersebut kepada Emily, yang membuat Emily sangat kesal.

Situasi di sekolah juga sama tidak menyenangkannya bagi Emily. Ia harus menghadapi Matt yang sepertinya sedang pendekatan dengan cewek lain, dan juga bahwa Tyler satu sekolah dengannya. Tetapi yang anehnya, walaupun Tyler cukup jahil kepada Emily, ia juga siap membela kepentingan Emily.

Novel Sweet Home ini merupakan salah satu novel pemenang 100 Days of Romance 2013 yang di adakan oleh penerbit Haru. Novel pemenang lainnya juga pernah saya review yaitu PeopleLike Us. Seperti novel People Like Us, setting cerita novel ini juga tidak berlokasi di Indonesia, melainkan di Calabasas, sebuah kota di negara bagian California, Amerika.

Hal yang pertama menarik perhatian saya pada buku ini adalah covernya. Sangat manis dan sesuai dengan deskripsi yang ada didalam buku. Memang kalau mengenai cover buku, keahlian Penerbit Haru sudah tidak diragukan lagi. Semua cover bukunya memikat, sehingga mengundang selera untuk membuka dompet untuk membeli :)

Isi cerita juga khas dengan segala permasalahan remaja. Sahabat yang pergi jauh, kekasih yang hilang, munculnya seorang teman yang memberi angin baru dalam kehidupan galau tokoh kita, Emily.

Cerita ditulis dengan manis tanpa drama yang terlalu berlebihan. Walaupun ada juga beberapa hal yang rasanya kurang mengena bagi saya. Seperti sifat Tyler yang menurut saya terlalu kekanak-kanakkan. Rasanya sifat Tyler lebih terasa seperti murid SD daripada murid high school. Dan juga sifat ingin tahu dan suka ikut campurnya itu kadang-kadang bikin bete juga bacanya.

Persahabatan Mary dan Emily yang walaupun sudah terpisah jarak masih tetap terjalin.  Segala sesuatu percakapan antara Mary dan Emily dibuat seperti sebuah chat/sms. Unik memang, tetapi kadang pengen juga membaca percakapan real antara Mary dan Emily. Membaca deskripsi gerak tubuh mereka saat sedang mengobrol. Dan karena chat mereka cukup pendek, hubungan persahabatan antara Mary dan Emily yang seharusnya sangat kental ini agak kurang terasa.

Secara keseluruhan novel ini cukup enak dibaca dengan konflik remaja yang ringan dan tidak berbelit-belit atau keterlaluan lebay-nya.

Thursday, August 7, 2014

Dear Prudence by @danniefaizal




Judul                     : Dear Prudence
Pengarang           : @danniefaizal
Penerbit               : Bentang Belia
Tahun                   : 2014
ISBN                     : 978-602-7975-79-8
Halaman              : 252
Harga                   : Rp. 44.000,- (normal)


Sinopsis

Astaga, rambut gue pitak! Senior gue memangkas jambul kebanggaan gue dengan asal. Demi Tuhan, di sini ada ratusan mahasiswi bening yang salah satunya mungkin bisa gue ‘prospek’ ke depannya. Dengan rambut pitak begini, paling cuma perawan tua penjaga kantin yang bisa gue pacarin. 

"Lo kaya Klingon."
Coba lo bayangin, itu tadi komentar salah satu mahasiswi cantik di kampus gue, Prue. Harga diri gue langsung terjun bebas ke jurang. Klingon, karakter absurd di film Startrek yang berjidat lebar dan jelek banget.

Tapi sejak saat itu gue jatuh cinta sama cewek yang ngatain gue dengan kejam itu. Setiap hari, selama hampir dua tahun gue terus mengejarnya. Teman-teman bilang gue bodoh karena rela nunggu terlalu lama. Nyokap gue malah bilang; bahwa arus hidup kadang membawa kita ke tikungan lain, dan menyarankan agar coba melihat cewek lain. Tapi gue kekeuh, gue nggak mau ikut tikungan lain itu. Dalam hal cita-cita pun begitu. Gue pengin jadi Motion Graphic Designer besar, pokoknya menghasilkan suatu karya besar yang bikin nama gue diingat orang banyak, nggak ada cita-cita lain.

Tapi gue nggak pernah tahu, apakah gue benar ataukah nyokap gue yang benar….


Review

Irvine jatuh cinta kepada Prudence sejak dipanggil Klingon oleh Prue di masa orientasi mahasiswa baru di kampus mereka. Sejak saat itu sampai bertahun-tahun kemudian ia setia mencintai Prue, menemaninya (shopping) saat cewek itu membutuhkannya dan terus berusaha mencari celah yang tepat untuk menyatakan cinta.

Tapi bertahun-tahun berusaha pendekatan Irvine kepada Prue tak kunjung memberikan hasil. Sementara itu hidup terus berjalan, membawa Irvine ke kiri dan ke kanan, melaju mulus kemudian terantuk di jalan berlubang, membawa Irvine yang berusaha mewujudkan mimpi dan meraih cintanya.

Biasanya saya berusaha memberikan rangkuman isi cerita yang lebih panjang dalam mereview, tapi kali ini saya pengen lanjut aja ke hal-hal yang saya pikirkan saat membaca buku ini.

1. Saya suka cover bukunya.

Walaupun bukan penggemar Beatles dan baru tahu kalau ‘Dear Prudence’ adalah salah salah satu judul lagu mereka (setelah membaca review-review buku ini di goodreads), saya mengenali adegan di cover buku ini. Saya pernah melihat salah satu videoklip Beatles dimana para bujang tampan itu sedang menyeberangi jalan dengan bertelanjang kaki (betul ga ya?). Cover buku ini sangat beraroma Beatles.

2. SUKAAA pembatas bukunya! 

Mungil, unik dan cantik. Sayangnya terbuat dari bahan yang terlalu tipis sehingga kurang bisa melaksanakan fungsinya sebagai pembatas buku. Saya harus beberapa kali mencari sebelum bisa menemukan dihalaman berapa pembatas buku ini berada. Ujung-ujungnya saya menggunakan pembatas buku lain yang selalu tersedia dikamar saya saat membaca buku ini. Sepertinya pembatas buku ini mesti saya laminating dulu supaya bisa digunakan...

3. Walau hal ini sudah sering terjadi, tapi tetep aja bikin saya sedikit kecewa. Saya terkecoh dengan sinopsisnya...


Dari sinopsisnya saya membayangkan settingan waktu cerita ini adalah saat Irvine berada di awal tahun ketiga kuliahnya. Lihat kata-kata “masa orientasi” dan “...selama hampir dua tahun gue terus mengejarnya” di bagian sinopsis.

Ternyata saya salah. Alur waktu di buku ini berpindah-pindah dari masa sekarang (sesudah tamat kuliah) dan kemudian meloncat ke masa lalu Irvine (saat magang kuliah). Untung saja perpindahan settingan waktu ini cukup jelas sehingga tidak membuat saya bingung.

4. “Daftar Isi” yang unik

Buku ini terdiri dari beberapa bab yang terbagi lagi menjadi beberapa sub-sub bab. Setiap bab memiliki judul yang sama dengan salah satu judul lagu Beatles dan dilengkapi oleh gambar satu halaman penuh yang berbeda-beda tiap babnya. Yang uniknya, judul-judul bab ini dirangkum dalam sebuah ‘daftar isi’ di bagian awal buku dalam bentuk sebuah piringan hitam.

Saya kagum dengan kreatifitas dan keunikan penulis dan tim penerbit dalam mempersiapkan buku ini.

5. Tokoh-tokoh yang...

Sebagai tokoh utama di buku ini, Irvine sama sekali tidak membuat saya terkesan. Selama membaca buku ini saya merasa gemas (dalam artian negatif) kepada Irvine. Irvine bercita-cita untuk menjadi motion graphic designer ternama tapi ia meremehkan pekerjaan-pekerjaan kecil yang dipercayakan kepadanya. Bukankah sesuatu yang besar bermula dari hal-hal kecil?

Sifatnya yang pemalas tapi ingin dihargai dan etos kerja yang buruk benar-benar membuat saya mengernyitkan dahi. Apalagi saya membaca buku ini tidak lama sesudah membaca Career First.

Perkembangan karakter Irvine juga tidak terlalu terasa. Bahkan setelah menyebabkan perusahaan tempatnya magang dituntut milyaran rupiah. Ataupun ketika ibunya meninggal (spoiler). Hanya dibagian akhir terlihat perubahan Irvine dimana cowok ini ternyata mencapai sukses bukan dari hal yang diimpikannya, tetapi dari hal yang disukainya. Saya cukup menyukai Irvine di bagian ini.

Prudence sama sekali tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi jalan cerita. Setiap kali muncul kegiatan yang dilakukan oleh Prue adalah berbelanja atau menonton atau ke pesta. Satu-satunya momen saat saya bisa merasakan Prue adalah ketika Prue dan Irvine berlibur ke Kawah Putih. Yang juga merupakan satu-satunya adegan dimana Irvine benar-benar ‘bicara’ dengan Prue.

Lusy adalah satu-satunya tokoh yang menarik dibuku ini. Awalnya gadis ini terasa jutek dan sombong, atau terasa seperti itu karena saya mengenal Lusy dari sudut pandang Irvine. Tapi ternyata Lusy kemudian berubah menjadi teman tempat curhat Irvine tentang Prue. Kejutan terakhir mengenai Lusy membuat buku ini terasa manis buat saya :)

6. Judul?

Dear Prudence adalah judul buku ini. Tapi seperti yang saya tuliskan diatas, Prue sama sekali tidak memberikan pengaruh yang signifikan di buku ini. Bukan Prue yang menjadi tokoh utama, bukan pula Prue yang menjadi jalan cerita.

Buku ini berkisah mengenai seorang Irvine Suherman. Mengenai mimpinya untuk menjadi mograph designer yang menghasilkan karya besar dan dikenang lama, pengalamannya magang di sebuah TV berita nasional, lelucon-leluconnya yang kadang lucu kadang garing, perjalanan hidup yang ditoreh duka, dan juga mengenai cintanya yang seperti bertepuk sebelah tangan.

Bahkan ketika Irvine mencapai kesuksesannya itupun juga bukan karena Prue, tetapi karena kelihaian Irvine mencurahkan perasaan tentang Prue.

Bagi saya buku ini lebih terasa menyenandungkan “Hey Jude” daripada “Dear Prudence”.


Ketika menerima buku ini dari penulis, saya mendapatkan sebuah catatan ucapan terimakasih dari penulis karena sudah bersedia mereview buku ini. Well, seharusnya saya yang berterimakasih kepada Mas Dannie karena sudah mempercayakan harta berharganya ini kepada saya.

Inilah review jujur saya mengenai buku anda. Dan seperti yang dinyatakan Yeast, “...I have spread my dreams under your feet; Tread softly because you tread on my dreams...”, semoga tidak ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan...

Dan sesuai tema buku ini yang begitu musikal, saya menulis review ini ditemani La Vie en Rose yang menurut saya sangat menggambarkan impian Irvine tentang Prue :)

Wednesday, July 9, 2014

KDS 02 : Pangeran Ruby







Judul                  : Pangeran Ruby
Bagian dari          : Kumpulan Dongeng Sedunia
Penerbit              : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN                   : 9794030430
Tahun                 : a long long time ago :)
Rating Cerita       : 5 of 5 stars




Pada zaman dahulu kala di negeri Persia seorang pengembara sedang berjalan ke kota dalam keadaan lapar dan tidak mempunyai uang. Ketika sedang berjalan dengan letih ia melihat sebuah benda berkilau di jalanan. Dipungutnya batu merah tersebut dengan niat hendak menukarkannya dengan sebungkus nasi.

Si pengembara tersebut terus berjalan hingga ia sampai di gerbang istana dan meminta ijin penjaga untuk menemui juru masak. Kepada juru masak si pengembara menunjukkan batu yang ditemukannya tadi, dan menawarkan untuk menukarnya dengan sebungkus nasi.

Si juru masak meneliti batu yang diberikan si pengembara dan terkejut saat mengetahui bahwa batu itu adalah batu berharga. Ia menasehati agar si pengembara menjual batu merah berharga tersebut kepada Syah pemimpin kerajaan mereka. Syah memang terkenal sebagai orang yang suka mengoleksi benda-benda berharga.

Monday, July 7, 2014

KDS 01 : Ratu Jowka



Pada zaman dahulu kala kerajaan Jepang diperintah oleh seorang ratu bernama Ratu Jowka. Tapi pemerintahan Ratu Jowka sedang goyah karena pemberontakan yang dilakukan oleh Ti-Lu, seorang bangsawan, samurai, ahli strategi dan penyihir. Banyak pengkhianat yang menyeberang ke sisi Ti-Lu hingga akhirnya Ti-Lu berhasil mengepung ibu kota kerajaan.

Saat sedang sedih memikirkan nasib kerajaannya, seorang ksatria tua tiba-tiba muncul dihadapan sang Ratu. Sikapnya berwibawa dan mengenakan pakaian perang yang berkilau megah.

Kumpulan Dongeng Sedunia



Kumpulan Dongeng Sedunia merupakan salah satu buku yang paling bermakna dalam hidup saya. Bukan hanya karena buku ini hadiah kenaikan kelas dari kedua orangtua saya, tetapi juga karena buku ini membuka pikiran saya bahwa dongeng-dongeng di dunia ini bukan hanya ciptaan Grimms atau Anderson saja.

Dilengkapi dengan ilustrasi yang memikat buku ini membuat imaginasi saya terbang bebas. Saya ditarik dari satu daerah ke daerah lain. Mulai dari jazirah Arab, Jepang di timur jauh, Rusia yang dingin, Yunani dengan dewa-dewinya yang hobi mengutuk, hingga ke negeri antah berantah.


Sewaktu SMP saya meminjamkan buku ini kepada seorang teman. Lalu ada teman lain yang melihatnya dan ingin meminjam juga. Dalam waktu singkat buku ini sudah beredar diantara teman-teman saya. Senang sih sudah mengenalkan mereka kepada buku bagus ini, tapi akibat buruknya juga ada. Tidak semua mengerti bagaimana cara menjaga buku dengan baik.

Ketika buku ini kembali ke tangan saya, beberapa halaman sudah hilang, beberapa halaman diberi selotip memanjang karena robek. Saya meminjamkan buku ini dengan kondisi yang sangat baik dan kembali dalam kondisi kumal dan menyedihkan. Sungguh, saya sangat sakit hati waktu itu. Rasanya pengen nangis karena hadiah dari orangtua saya diperlakukan dengan semena-mena seperti itu. Sesudah itu saya menolak meminjamkan buku apapun kepada teman-teman saya.

Sudah lebih dari 20 tahun buku ini bersama saya. Sudah tidak cantik lagi. Penuh bercak-bercak kuning dengan pinggiran yang sudah mengembang (terutama bagian bawah karena seringnya dibolak-balik). Tapi kalau diharuskan memilih antara buku ini dengan buku baru lainnya, saya akan tetap memilih buku ini.

Beberapa tahun yang lalu saya sempat membeli cetakan terbarunya. Tapi entah kenapa, ada rasa yang kurang dari buku tersebut. Tidak ada jejak tulisan papa saya, atau bintang-bintang yang sempat saya spidoli dan kemudian disesali. Tidak ada ‘saya’ dibuku itu.



 Setiap lembar buku ini bukan hanya menceritakan sebuah kisah dongeng, tapi juga menceritakan mimpi masa kanak-kanak saya, yang sebagian terwujud dan sebagian lain lenyap tak berbekas. Masa ketika saya masih bisa bermimpi dengan polos tanpa menyadari bahwa kadang hidup melibas kita begitu saja.

Jadiiiiii... sebagai bentuk rasa sayang saya kepada buku ini, saya berniat (berniat, lho!) untuk mereview dongeng-dongeng yang ada didalamnya. Hmmm... mungkin ga bisa dibilang mereview juga sih, lebih kepada menceritakan kembali dongeng-dongeng tersebut.

Kalau dilihat dari sifat saya bakal butuh kerja keras untuk menepatinya. Hehehehe...

Sampai jumpa di dongeng pertama :)