Wednesday, October 14, 2015

Agatha Christie - Love at The Second Read



Siapa sih yang tidak mengenal Agatha Chistie? Bagi pecinta novel-novel detektif/kriminal, karya Dame yang satu ini merupakan bahan bacaan wajib. Rasanya tidak afdhol menyebut diri sendiri sebagai pembaca novel detektif kalau belum membaca novel-novel Agatha Christie.

Dan, ehem, saya ngaku kalau termasuk golongan yang tidak afdhol ini.

Well, setidaknya sampai beberapa minggu yang lalu :)

Pertemuan pertama saya dengan Agatha Chistie terjadi ditahun 90an, rasanya saya masih SMP waktu itu. Saya tidak ingat apa judul buku dan bagaimana jalan ceritanya, karena saat itu saya hanya membaca beberapa bab. Yang saya ingat adalah setelah beberapa bab itu saya merasa bosan, nggak ada chemistry antara saya dengan buku tersebut. Jadi saat itu saya putuskan kalau saya bukan penggemar Agatha Christie.

Pikir saya, mungkin saya lebih ke tipe Perry Mason yang dikoleksi papa saya waktu itu.

Nah, itu kisah pertama saya dengan Agatha Christie. Trus, judul yang cinta pada bacaan kedua itu apa pula maksudnya?

Well, cinta kedua ini terjadi karena... Stephen King!

Percaya atau nggak, saya juga belum pernah membaca novel-novel Stephen King. Nggak tahu kenapa, rasanya nggak selera aja. Padahal saya penggemar berat James Patterson dan Jeffery Deaver. Tapi karena New Author Reading Challenge tahun ini menuntut saya membaca novel thriller dari pengarang yang belum pernah saya baca bukunya, akhirnya saya putuskan membaca Mr. Mercedes-nya Stephen King. And guess what... I'm in love!

Setelah membaca buku itu saya jadi mikir betapa banyak buku-buku bagus yang tidak saya baca karena tidak diberi kesempatan (kedua). Misalnya karya-karya Agatha Christie ini.

Kebanyakan teman-teman saya di goodreads adalah penggemar novel Agatha Chistie. Rasanya dalam seminggu itu ada aja yang menandai buku-bukunya baik untuk dibaca, sedang dibaca atau selesai dibaca. Belum lagi kalau penerbit mengeluarkan novel dengan cover baru, bakalan penuh timeline saya dengan buku-buku Agatha Christie :)

Setelah peristiwa Stephen King saya putuskan hunting novel Agatha Christie yang mau dibaca. Lumayan susah juga milihnya karena rata-rata memiliki rating 4 bintang. Setelah bergalau-galau ria akhirnya keputusan saya jatuh pada "And Then There Were None" atau judul terjemahan lamanya "Sepuluh Anak Negro" dan judul cetak barunya "Lalu Semuanya Lenyap".

Lalu buru-buru nyari pinjeman. Iyaaaa... saya masih  minjem ini, makanya nggak ikutan yang #125Potret :)


Dan novel ini membuat saya penasaran sepanjang membacanya. Benak saya terus bertanya, Siapa? Siapa? Siapa? Pasti si pelaku bersembunyi di pulau tersebut. Dan kemudian saya dapati kalau pelaku bersembunyi di tempat yang jelas terlihat. Twist yang tidak saya sangka-sangka.

Dan sayapun tahu dengan pasti sudah memulai petualangan Agatha Christie saya dengan buku yang tepat :)

Aissshhh... Nggak sabar mau membaca buku-buku lainnya, apalagi yang seri Hercule Poirot dan Miss Marple.

Dan boxset novelnya bener-bener menggiurkan!


Catt: Postingan ini diikutsertakan untuk kegiatan #125Cerita dalam rangka perayaan menyambut 125 tahun kelahiran Agatha Christie di blog Sel-Sel Kelabu.

2 comments: