Monday, May 6, 2013

Just The Way You Are by Barbara Freethy



My rating: 5 of 5 stars



Saya melihat buku ini sekitar 3 – 4 minggu yang lalu. Ga ingat dimana, mungkin di goodreads saat salah seorang teman mencentang buku ini untuk dibaca. Yang jelas saya baca dan suka sinopsisnya, cari ebooknya, masukin ke calibre trus terlupakan. Baru tertarik lagi saat nyari-nyari buku apalagi yang pengen dibaca terutama romance kontemporer yang sudah lama tertinggal...

Saat lihat ebook ini juga ga ingat lagi sinopsisnya, yang jelas suka ama covernya. Terus baca prolognya, hmmm... ada perang saudara sepertinya. Terus lanjut ke bab 1. Ketemu sama Alli yang sedang menguping pembicaraan Sam, calon mantan suaminya, dengan putri mereka Megan.
" Daddy, did you ever love Mommy?"
Ikutan berdebar bersama Alli menunggu jawaban Sam. Apalagi Alli tahu sebenarnya Sam masih mencintai Tessa, kakak Alli. Nah, saya dibikin bingung disini. Kalau Sam mencintai Tessa kenapa menikah dengan Alli? Kemudian saya mendapati bahwa Alli ternyata melakukan the unforgivable sin. Mencuri pacar kakaknya sendiri!

Saya jadi bimbang. Nerusin baca buku ini ga ya? Yang paling saya benci dari sebuah cerita adalah pengkhinatan, perselingkuhan. Apalagi kalau melakukannya kepada saudara sendiri. Sangat, sangat tidak termaafkan. Dan biasanya yang menjadi tokoh sentral dari cerita seperti ini adalah si saudara yang dikhianati.

Tapiiii... saya juga ikut merasakan kepahitan Alli. Selama 9 tahun menikah dengan Sam, tak peduli betapa kerasnya ia berusaha menjadi istri dan ibu terbaik, ada bagian dari diri Sam yang tidak akan pernah dimilikinya. Menemukan klipingan dan foto-foto Tessa dilaci meja kerja Sam akhirnya membuat Alli menyerah. Perpisahan adalah jalan keluarnya.

Saya jadi penasaran kaan?? Kenapa Alli yang sepertinya perempuan baik-baik ini merebut pacar kakaknya sendiri? Dan sepertinya dia dapet ganjarannya deh, tetap tidak bisa memiliki sesuatu yang paling diinginkannya.

Ini baru bab 1 lho, dan sanggup memikat saya sedemikan rupa sehingga melupakan kebencian saya terhadap para pengkhianat seperti Alli. Apalagi ketika mengetahui ada saat-saat Sam membenci Alli karena dua kali menghancurkan hidupnya. Yang pertama saat merayu Sam yang sedang mabuk dan kemudian hamil sehingga Sam harus menikahi Alli. Yang kedua saat dirinya sudah berusaha keras untuk bisa menerima perannya sebagai seorang ayah dan suami, Alli malah memutuskan untuk bercerai.

Plot cerita bertambah kental saat Tessa akhirnya pulang ke kota kecil mereka untuk menemui Phoebe, nenek Alli dan Tessa, yang masuk rumah sakit karena stroke. Dan coba tebak, Tessa masih mencintai Sam!

Woohoo... saya mesti baca ini buku. Penasaran banget pengen tahu siapa yang akhirnya dipilih Sam. Tessa-kah, perempuan yang sudah dicintainya sejak ia berumur 12 tahun, atau Alli, istri yang tidak diinginkannya tetapi telah menemaninya selama 9 tahun dalam pernikahan yang bisa dibilang damai dan cukup bahagia?

Saat saya meneruskan membaca buku ini saya menyadari ada banyak peristiwa yang terjadi yang kemudian berujung pada malam Alli dan Sam berhubungan intim sehingga menghasilkan Megan.

Mulai dari kecemburuan dan rasa tidak aman Alli terhadap Tessa, nona sempurna, yang mendapatkan lebih banyak perhatian dari orangtuanya dan rasa tersisihnya karena pada saat orangtuanya meninggal dan yang dimilikinya hanyalah Tessa, Tessa malah sibuk membangun dunianya sendiri dengan Sam. Alli tertinggal dibelakang, tidak diundang, bahkan saat Sam membangun rumah pohon untuk Tessa dimana mereka bermimpi dan merencanakan petualangan-petualangan besar untuk menaklukkan dunia.

Well , since I spent most of my time standing on the ground beneath that damn treehouse, I always had to look up to see anything, and when I looked up, I saw you." Her eyes grew watery. "You were my dream, Sam. I wanted so badly to be yours."

Kemudian Sam yang mulai merasa tersisihkan saat karir modeling Tessa semakin melejit dan waktu yang mereka miliki semakin sedikit.

Atau Tessa yang merasa aman dalam pemikirannya bahwa Sam akan selalu ada untuk memuja dan menomorsatukannya.

Di buku ini kita tidak hanya dibawa melihat suatu permasalahan melalui satu sudut pandang saja. Memang sudut pandang Alli yang paling utama, tapi kita juga dibawa ke pemikiran Sam dan Tessa sehingga tahu apa yang mereka rasakan saat itu.

Kita bisa melihat harapan Tessa yang bangkit saat tahu Alli dan Sam akan bercerai, Sam yang bingung dengan perasaannya terhadap Tessa dan Alli, atau kerisauan Alli memikirkan seandainya Sam dan Tessa kembali bersama.

You know, I'm glad she's here. Because you have to find out what you are to each other. Until you do that, we're just going to be circling around her the way we always have, unable to move forward, unable to go back
Tapi pada akhirnya, inti dari buku ini bukanlah mengenai kisah cinta. Tapi mengenai keluarga dan memaafkan. Tidak peduli seberapa marahnya dirimu kepada keluargamu, keluarga tetaplah keluarga, kau tidak bisa tidak mencintai mereka. Atau tidak memaafkan.

Dan bahwa hidup harus maju kedepan, bukannya bertahan kepada kenangan sehingga kita tidak sadar bahwa dunia berubah, diri kita berubah dan perasaan kita juga berubah.

1 comment:

  1. Followbacknya Kakak :)

    asysyifaahs-world.blogspot.com :) Thanks you :)

    ReplyDelete