Friday, July 5, 2013

[UnforgotTen] Coba Tunjuk Satu Bintang by Sefryana Khairil



Judul                  : Coba Tunjuk Satu Bintang
Pengarang           : Sefryana Khairil
Penerbit               : GagasMedia
Tahun                   :2013
Hal                        : 208
ISBN                     : 979-780-642-2
Rating                   : 2 of 5 stars 



Spoiler!

Marsya dan Dio seharusnya menikah 3 tahun yang lalu. Persiapan pesta pernikahan sudah mencapai tahap akhir saat Dio memutuskan untuk mengejar mimpinya dan meninggalkan Marsya. Marsya ditinggal sendiri meratapi hatinya yang patah.

3 tahun berlalu dan Dio pun juga mulai menyesali keputusannya melepaskan Marsya. Ia memutuskan liburan ke Indonesia untuk merebut hati Marsya kembali. Tapi apa daya, ternyata sudah ada sosok lain yang mendampingi Marsya.

Terus.. apalagi ya? yah itu aja sih. Mungkin ringkasan cerita ini yang terpendek yang pernah saya buat. Mau bagaimana lagi, ceritanya emang pendek. Bahkan menurut saya buku ini belum bisa dilabeli sebagai novel. Sebuah novella mungkin, tetapi yang jelas bukan novel.

Pas pertama buka buku ini dan membalik-balik halamannya yang terpikir oleh saya adalah berapa halaman sih naskah asli novel ini? Sampaikah 100 halaman folio dengan spasi 1,5? Hmm... rasanya tidak. Jumlah halaman novel ini adalah 208 halaman dengan ukuran huruf yang lumayan besar untuk sebuah novel.

Ada banyak halaman kosong yang hanya berisi sebaris kalimat kutipan saja. Saya ga tau apa beda kutipan di halaman kosong ini dengan kutipan-kutipan yang diletakkan di bawah bab-bab baru. Menurut saya sih tujuan hanya nambah-nambah halaman saja biar keliatan tebel.

Balik lagi ke cerita, setelah memulai perjalanan UnforgotTen dengan Andai Kau Tahu dan kemudian dipanaskan oleh Camar Biru, saya seolah dibenamkan ke danau es saat membaca buku ini. Tidak ada latar belakang tokoh yang jelas. Setting tempat pun baru saya ketahui setelah membaca setengah buku ini (ternyata di Jakarta saudara-saudara!).

Kalau tidak diberitahukan, saya malah merasa settingannya cerita ini di Manado. Soalnya satu-satunya keterangan lokasi di novel ini adalah Bunaken. Yah, kali-kali aja mereka tinggal deket situ. Atau bisa juga dipindahkan ke Padang, kota kecil saya. Segitu tidak jelasnya settingan lokasi cerita ini.

Dan sepanjang cerita satu pertanyaan yang masih tidak terjawab. Impian si Dio itu apa sih?

Bukankah itu inti persoalan di cerita ini? Dio meninggalkan Marsya beberapa saat sebelum pernikahan karena ingin mengejar impiannya?

Awalnya saya pikir si Dio ini ahli astronomi. Mungkin dia pergi ke Jerman untuk melanjutkan sekolah atau gimana? Tapi rasanya juga ga, karena di bagian-bagian awal diceritakan mengenai Dio yang sedang berada di kantornya di Jerman dan hendak berlibur ke Indonedia. Dan yang lebih penting lagi, Dio ini kerjanya apa sih? Apaaaaa....?!?

Setelah selesai membaca buku ini saya (sedikit) berani menyimpulkan bahwa impian Dio yang menyebabkan ia meninggalkan Marsya adalah agar bisa membuktikan kepada keluarganya ia juga bisa sama/lebih baik dari kakaknya Fandi dan sedikit dianggap oleh keluarganya. Oleh karena itu saat mendapatkan tawaran kerja keluar negeri ia langsung menyambarnya (informasi ini saya dapatkan setelah membaca tigaperempat buku).

Yang jadi pertanyaan saya, kalau emang mau kerja di luar negeri kenapa mesti mutusin pertunangan dengan Marsya? Di gondol aja itu si Marsya ke Jerman, abis cerita. Toh Marsya juga ga kerja kantoran.

Dan yang paling aneh dari cerita ini adalah tingkah laku temen-temennya si Marsya, Kimmy dan Rama. Selama 3 tahun mereka melihat Marsya menderita ditinggalkan Dio, tapi pas Dio balik kok malah mereka yang sibuk-sibuk mau nyatuin mereka berdua? Sampai-sampai ketika Marsya bertunangan dengan Andro malah mereka yang bersikap seolah paling dikhianati.

Ini aneh menurut saya. Saat kita melihat seorang sahabat disakiti oleh orang lain apakah kita akan berusaha menjodohkan si sahabat dengan orang yang telah menyakitinya itu lagi?

Oh ya, satu hal lagi yang bikin saya bertanya-tanya. Si Dio ini liburan/cuti berapa lama sih? Dua minggu? Sebulan? Atau malah cuti sabatikal (siapa tahu si Dio ini dosen, kan profesinya ga jelas)?

Kenapa saya pertanyakan hal ini? Anggap aja deh Dio ambil cuti sebulan. Dalam sebulan itu Marsya ketemu Andro (Pemuda yang sudah beberapa tahun tidak ditemuinya, hal 35) saat sedang mengasingkan diri ke pusat gravitasi bumi (jujur saya bilang saya ga tau itu dimana pusat gravitasi bumi. Tanya uncle google jawabannya juga ga jelas. Ada dibilang Ka’bah pusat gravitasi bumi, ada juga segitiga bermuda. Mungkin yang terakhir ini yang paling cocok karena ternyata Marsya pergi ke pantai).

Terus keempat sahabat jalan-jalan ke Bunaken, ga banyak cerita Marsya kemudian jadian dengan Andro (Pemuda yang sudah beberapa tahun tidak ditemuinya), dilanjutkan dengan pesta pertunangan Marsya dan Andro (Pemuda yang sudah beberapa tahun tidak ditemuinya) yang sepertinya lumayan ramai (dibuktikan dari deretan mobil parkir didepan rumah Marsya, kapan persiapan dilakukan nih). Terus Dio kecelakaan karena patah hati, Andro mengetahui kalau Dio ternyata mantannya Marsya dan keduanya ternyata masih saling menyimpan perasaan, Marsya tidak sengaja mendengar Dio yang berniat untuk melupakannya, Andro memutuskan pertunangannya dengan Marsya dan diakhiri dengan lari-lari ke bandara untuk mencegah Dio balik ke Jerman.

Ya ampyuuun Marsya, hidup lo bener-bener seperti telenovela (gue ga bakal bilang drama korea, gue suka drama korea). Dalam satu bulan 2 paragraf diatas terjadi dalam hidup lo dan gue jadi ngerti kenapa lo sampe ngambil semua keputusan bodoh itu! (Perhatikan perubahan bahasa saya saudara-saudara)

Yah, sebaiknya kesan-kesan saya tentang novel ini saya akhiri disini saja. Kalau ditambahkan beberapa halaman lagi bisa-bisa review saya ini dibukukan juga.

Akhirnya saya simpulkan novel ini hanya dengan satu kata.

D.A.N.G.K.A.L.


Buku ini merupakan salah satu buku dari Kado Untuk Blogger yang dihadiahkan oleh GagasMedia dalam menyambut ultahnya yang ke-10 tahun.

Silahkan lihat kado yang lainnya :

8 comments:

  1. Hahaha..jadi nyengir2 baca abis baca reviewnya, mbak. Sayang banget plotnya setipis halamannya ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi... iya. baca bukunya cuma sejam Citra, bikin reviewnya 3 jam!

      Delete
  2. Cuma bisa bilang: Untung aku gak milih novel ini. Ehehe.
    Nice honest review

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini satu-satunya buku yang aku pilih tanpa ngecek review pembaca lain. soalnya pas milih emang belum ada yang ngereview. hehehehe...
      Refrainnya udah selesai Nana? aku baru mau mulai nih.

      Delete
    2. Saya milih ini gara-gara nama penulisnya. Karya sebelumnya saya suka. Saya hampir ga nulis reviewnya, kalau ga kadung janji sama diri sendiri mau mereview 10 buku yg diterima.

      Ohya, maaf mbak.. pertanyaanmu kayaknya ga bisa aku jawab. Soalnya saya juga bertanya-tanya hal yang sama :D

      Delete
    3. Aku udah post review Refrain, tapi, kalo emang mau baca dan review juga, sebaiknya nggak baca reviewku dulu soalnya... reviewku.. emm... ya gitu deh. Takutnya jadi kebawa.

      Iya ini buku baru kan ya?

      Delete
  3. hahhaa.. Penasaraaan.. Nanti gw lariin gw sepuluh sepuluhnya ya:D

    ReplyDelete