Thursday, November 24, 2011

Screaming in The Silence by Lidya kelly

Screaming in the Silence


My rating: 4 of 5 stars



Raleigh, gadis yang kehilangan pendengarannya karena sakit sewaktu kecil, memutuskan berkelana dengan menumpang truk/mobil yang ditemuinya dijalan tanpa sepengetahuan orangtuanya. Yang diketahui ayahnya adalah ia sedang berlibur ke eropa sebelum memutuskan pekerjaan apa yang ingin diambilnya.

sewaktu sedang menunggu mobil yang mau menumpangi dirinya dan Julie, temannya, Raleigh dan Julie mengalami kecelakaan. Truk yang sedang berbelok ternyata disopiri oleh pengendara mabuk dan menabrak mereka berdua.

Saat tersadar, ternyata Raleigh sudah berada di bak truk bersama Julie yang sudah tewas. Saat tahu Raleigh masih hidup, Ray si pengendara truk berniat membunuhnya untuk menghilangkan jejak. Tapi niatnya ini dihalangi oleh Kaden, salah satu dari 3 laki-laki yang ada di mobil tersebut. Dengan alasan dapat meminta uang tebusan kepada keluarga Raleigh, mereka kemudian membawanya kerumah mereka dan mengurungnya di ruang bawah tanah rumah tersebut.

Malam pertama Raleigh disana diwarnai dengan usaha percobaan pemerkosaan oleh Ray. Lagi-lagi Raleigh diselamatkan oleh Kaden. Kaden berjanji kepada Raleigh bahwa ia akan melindunginya dari Ray. Kemudian setiap waktu makan, Kaden yang akan membawakan makanan kepada Raleigh. Dan setiap kali Ray dan Marshal, adiknya, pergi bekerja Kaden akan membuka pintu basement dan membiarkan Raleigh bebas berkeliaran dirumah. Hal ini menimbulkan perasaan bersyukur dan terlindungi bagi Raleigh

Tapi perasaan bersyukur raleigh tersebut hancur saat ia membaca berita mengenai Julie di koran. Kaden yang panik karena takut ketahuan telah membunuh Julie sangat marah saat tahu Raleigh membaca koran tersebut. Apalagi kemudian ia ditantang Raleigh yang menyatakan tidak akan butuh waktu lama bagi polisi menemukan tentang dirinya yang merupakan teman seperjalanan Julie. Pertengkaran mereka memicu amarah Kaden, ia kemudian menyeret Raleigh kekamarnya dan memerkosanya. Setelahnya ia kembali mengurung Raleigh di basement.

Kaden yang memang sudah jatuh cinta dan ingin memiliki Raleigh sejak pertama melihatnya, merasa bahwa satu kali saja tidak cukup. Hal ini dinyatakannya kepada Raleigh, ingin melihat apakah Raleigh akan menyerah atau tidak. Ini jawaban Raleigh :

"I'm not strong enough to stop you from taking what you want. But I'm also not strong enough to live with the abuse of being thrown aside when you're finished. All I ask is that when you're done, don't dismiss me like an afterthought. Let me stay for a moment so I can at least pretend that everything is going to be all right."

Saat membaca ini saya berpikir kok mudah sekali bagi Raleigh untuk menyerah. Kalau baca dibuku2 lain, para tokohnya pasti berpikir lebih baik mati daripada diperlakukan tidak manusiawi seperti itu. Tapi kemudiaan, saat manusia dihadapkan antara pilihan hidup atau mati bukankah ia akan berusaha sekuat tenaga untuk hidup?

Inilah jalan yang dipilih oleh Raleigh. Dan pada akhir buku setelah menjalani berbulan-bulan terapi ia bisa dengan tegar menyatakan bahwa ia masih hidup, bernapas dan siap melangkah menuju babak baru hidupnya.

Masalahnya adalah apakah Kaden akan berada dalam masa depannya? Kali ini Raleigh berniat memutuskan sendiri jawabannya. Tanpa dipaksa. Tanpa diancam. tanpa harus memikirkan keselamatan jiwanya.

Kali ini ia akan memilih jawabannya sebagai seorang manusia yang setara dengan hak untuk memilih jalan yang akan ditempuhnya.


Saat pertama kali membaca ringkasan buku ini , pikiran pertama saya adalah No...No...!!

Pikiran kedua : Karmila???

Tapi buku ini bukan seperti Karmila. Ada begitu banyak elemen dalam buku ini, begitu banyak kepedihan saat hak kita untuk bebas dan memilih dicabut begitu saja. Ketergantungan dan perasaan cinta yang timbul karena perasaan aman yang diberikan oleh salah satu penculik. Apakah ini cinta sejati? Ataukah ini cinta yang tumbuh karena rasa terimakasih telah dilindungi dari keadaan dimana kekerasan dapat muncul kapan saja?

Buku ini tidak hanya bercerita mengenai pemerkosaan. Konfliknya jauh lebih dalam dan rumit. Berbelit antara pemerkosaan dan cinta, kekerasan dan kelembutan, hidup atau mati...



No comments:

Post a Comment