Tuesday, March 26, 2013

A Kiss for Midnight Winter (Sinister Brothers 1.5) by Courtney Milan




My rating: 5 of 5 stars


Dr. Jonas Grantham sangat puas dengan kehidupannya saat ini. Ia seorang dokter yang baik (menurut pendapatnya) dan punya praktek yang cukup sukses. Yang kurang dalam kehidupannya ada seorang istri. Ia ingin segera menikah. Tujuannya adalah karena ingin bisa berhubungan intim dengan aman tanpa ada kemungkinan terkena penyakit menular. Memang, dr. Grantham sangat freak kalo soal kebersihan...

Oleh karena itu dr. Grantham membuat sebuah daftar yang berisi 10 wanita tercantik di Leichester. Selama beberapa bulan kedepan ia akan “mewawancari” para wanita tersebut untuk mencari tahu yang mana yang cocok menjadi istrinya. Selesai menyusun daftar tersebut dr. Grantham bertemu dengan Lidya Charingford yang menurutnya bisa saja berada di urutan ke-10 atau ke-11 dari daftarnya.

Dr. Grantham pun bingung. Dilihat dari jauh, kemungkinan besar Miss Charingford berada diurutan ke-10 dari daftarnya. Tapi kalau dilihat dari dekat jelas-jelas dia ada diurutan ke-11 karena ada bintik-bintik di wajahnya. Bagaimana caranya supaya bisa memastikan bahwa Miss Charingford pantas berada didaftarnya?

Berdasarkan nasehat seorang teman, akhirnya dr. Grantham mengundang Miss Charingford untuk berjalan-jalan dengannya ditaman untuk dievaluasi apakah pantas masuk daftarnya atau tidak. Tetapi bukannya bangga bisa berjalan berdua dengan bujangan yang banyak diincar ini, Miss Charingford malah menuduh dr. Grantham hendak mengambil kesempatan atas dirinya karena tahu Miss. Charingford sudah ternoda. Terang saja dr. Grantham bengong, sampai akhirnya ia teringat suatu masa sebelum ia menjadi dokter dan memang pernah bertemu dengan Miss Charingford.

16 bulan berlalu dan dr. Grantham masih belum menikah juga. Dengan rajin ia mengganggu Miss Charingford sampai akhirnya mereka membuat taruhan. Apabila Miss Charingford menang dr. Grantham tidak boleh berbicara dengannya lagi. sedikit pun juga! Dan apabila dr. Grantham yang menang Miss Charingford harus memberikan hadiah sebuah ciuman. Ciuman sungguhan, bukan hanya sekedar kecupan ringan di pipi.

Nah, siapakah yang menang dalam pertaruhan ini? Miss Charingford kah, yang berharap bisa menutup pintu ke masa lalu atau dr. Grantham yang apabila sudah menetapkan hati tidak akan berpaling walau apapun yang terjadi?

“You are only the eleventh prettiest woman in all of Leicester until you open your mouth... Once you speak,” he said, “you have no equal.”

Walaupun hanya sebuah novella, saya beri 5 bintang untuk buku ini. Jonas Grantham adalah favorit saya. Sifat blak-blakan-nya membuat saya tersenyum-senyum sepanjang membaca buku ini. Jonas tidak merayu, meng-courting ataupun membuat puisi-puisi cinta bagi Lidya. Yang keluar dari mulutnya adalah logika yang disamarkan dengan sedikit candaan sehingga saat menyatakan cinta kepada Lidya ia malah dinyatakan hanya bermain-main.

Bagi Lidya sendiri sangat sulit untuk membuka hati. Hamil pada usia 15 tahun oleh laki-laki yang ternyata telah menikah membuat ia tidak percaya lagi kepada cinta dan laki-laki. Apalagi hinaan dokter yang memeriksa kehamilannya saat itu yang merupakan mentor Jonas sangat membekas di sanubarinya. Tidak peduli berapa banyak senyum yang diumbar oleh Lidya, kalau dihatinya kemarahan atas peristiwa yang terjadi kepada dirinya belum terlupakan ia tidak akan pernah bisa mempercayai laki-laki dan hatinya sendiri.

Novella ini merupakan half story dari seri Sinister’s brothers. Rasanya ini buku kedua dari Courtney Milan yang saya baca dan saya suka keduanya. Yang paling saya suka dari buku-buku Courtney Milan ini adalah covernya. Rata-ratanya covernya adalah para lady yang berpose dengan sangat cantik menurut saya.



No comments:

Post a Comment